
Penolakan Ombibus Law
Nasional, Kerjawoow.com – Hari ini, kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha di Gambir, Jakarta Pusat menjadi saksi aksi demo buruh Jakarta hari ini secara besar-besaran.
Sebanyak 1.304 personel gabungan disiagakan untuk mengawal jalannya unjuk rasa yang dipelopori oleh Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) dan Partai Buruh.
Ribuan Personel Disiagakan
Kapolres Metro Jakarta Pusat, Komisaris Besar Polisi Susatyo Purnomo Condro, mengonfirmasi bahwa total personel yang disiagakan mencapai 1.304. “Total 1.304 personel,” ujar Susatyo, Senin, 8 Juli 2024.
Pihak kepolisian juga telah menyiapkan rekayasa arus lalu lintas yang bersifat situasional di sekitar lokasi. “Arus lalin situasional.
Kalau skalanya di lapangan meningkat, arus lalu lintas di Jalan Merdeka Barat dialihkan,” jelas mantan Kapolsek Metro Gambir tersebut.
Demo Buruh Jakarta Menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja
Massa demo buruh Jakarta yang hadir menyuarakan penolakan keras terhadap Omnibus Law UU Cipta Kerja dan beberapa peraturan turunannya.
Para demonstran mengenakan seragam serba hitam dan bandana berlogo Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI). Mereka mulai berkumpul di sekitar IRTI, Monas, dan bergerak menuju Patung Kuda Arjuna Wiwaha sekitar pukul 10.56 WIB.
Spanduk-spanduk dengan tulisan seperti “Cabut Omnibus Law UU Cipta Kerja”, “Kontrak Kerja Berulang-ulang, Buruh Terkekang”, “Katanya Cipta Kerja, Nyatanya Banyak PHK, dan Susah Dapat Kerja”, serta “Outsourcing Tanpa Batas, Nasib Buruh Terlindas” mendominasi pemandangan.
Di samping Patung Kuda, massa dari Partai Buruh dan KSPI juga mengibarkan bendera Partai Buruh berwarna orange.
Tuntutan Para Buruh
Presiden KSPI, Said Iqbal, dalam keterangan resminya menegaskan tuntutan utama para buruh adalah pencabutan Omnibus Law UU Cipta Kerja.
“Kami menuntut pemerintah untuk mencabut Omnibus Law UU Cipta Kerja,” tegas Said Iqbal. Ia juga berharap agar hakim Mahkamah Konstitusi (MK) yang tengah menyidangkan judicial review terhadap UU Cipta Kerja dapat terketuk hatinya dan mendengarkan suara para buruh.
Selain penolakan terhadap UU Cipta Kerja, massa juga menyuarakan penolakan terhadap kontrak kerja outsourcing dan upah murah bagi buruh.
Aksi ini bukan hanya berlangsung di Jakarta, tetapi juga di berbagai kota besar lainnya seperti Semarang, Surabaya, Batam, Medan, Pekanbaru, Banda Aceh, Gorontalo, Banjarmasin, hingga Makassar.
Rekayasa Lalu Lintas di Sekitar Lokasi Demo
Situasi lalu lintas di sekitar Monas dan Gambir mengalami beberapa rekayasa yang bersifat situasional untuk mengantisipasi kepadatan akibat aksi demo buruh Jakarta hari ini.
Jalan Medan Merdeka Barat di depan gedung Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) telah ditutup dan tidak bisa dilalui kendaraan.
“Rekayasa lalin bersifat situasional. Kalau skalanya di lapangan meningkat, arus lalu lintas di Jalan Merdeka Barat dialihkan,” jelas Susatyo.
Dampak Ekonomi dari Aksi Demo Buruh Jakarta
Aksi demo buruh Jakarta hari ini tentunya berdampak pada aktivitas ekonomi di Jakarta dan kota-kota lainnya. Banyak perusahaan yang harus menyesuaikan operasionalnya untuk menghindari gangguan akibat aksi demo.
Beberapa kantor bahkan memilih untuk meliburkan karyawannya atau menerapkan sistem kerja dari rumah (WFH) selama aksi berlangsung.
Aksi demo ini juga berpotensi mempengaruhi sentimen pasar, terutama bagi investor yang selalu memperhatikan stabilitas sosial dan politik di suatu negara.
Penolakan terhadap UU Cipta Kerja yang merupakan salah satu kebijakan ekonomi andalan pemerintah bisa menimbulkan ketidakpastian bagi para investor, baik domestik maupun asing.
Demo buruh di Jakarta hari ini merupakan cerminan dari ketidakpuasan buruh terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap merugikan mereka.
Dengan ribuan massa yang turun ke jalan, diiringi oleh berbagai tuntutan keras, situasi ini menunjukkan betapa seriusnya isu yang dihadapi para buruh.
Pihak kepolisian bersama personel gabungan lainnya berupaya keras untuk menjaga ketertiban dan keamanan selama aksi berlangsung. Rekayasa lalu lintas juga diterapkan guna memastikan kelancaran arus lalu lintas di sekitar lokasi demo.
Aksi demo buruh Jakarta ini sekaligus menjadi momentum penting bagi pemerintah untuk mendengarkan dan merespons aspirasi para buruh dengan bijaksana, serta mencari solusi terbaik agar tercipta keseimbangan antara kepentingan buruh dan pertumbuhan ekonomi.(*)







